carry my voice

Tadi pagi aku baru aja download lagunya Libby Lavella yang Carry My Voice (yang gak tau cari aja di sitenya Michael Scott. yang gak tau linknya googling aja). Katanya sih lagu itu diciptakan khusus buat Perenelle Flamel di novel The Alchemyst. Pas banget, beberapa hari ini aku memang lagi tergila-gila sama novel buatan Michael Scott itu. Otak aku juga jadi sedikit terkontaminasi gara-gara baca itu. Kalau ada sesuatu yang aneh dikit aja pasti aku langsung mikir : oh, pasti mereka ada di dunia bayangan! atau : kejadian ini pasti ada di Abraham the Mage. Ah, sebenernya ini lebay apa reflek sih? Tapi biarpun begitu, tetep aja aku gak sabar buat baca bukunya yang kedua : The Magician.
Kembali ke topik semula.
Alhasil, setelah aku download Carry My Voice, aku langsung dengerin lagu itu berulang kali. Dari awal denger, aku udah ngerasa kalau lagu itu punya daya magis *eleuh*. Bisa dirasa dari musiknya yang bikin merinding. Tapi bisa lebih merinding lagi kalau kita inget jalan ceritanya.
Lirik-lirik di lagu itu kayaknya lebih menceritakan waktu Perenelle pinjam suara Sophie. Soalnya, tiap aku denger kalimat "only you carry my voice" , yang aku inget duluan pasti bagian yang itu. Tapi kalau ternyata yang dimaksud Libby Lavella bukan seperti yang aku pikirkan tadi, berarti maafkanlah, karena kemampuan mendefinisikan aku amat buruk. (doh)
Pokoknya intinya, lagu ini keren, walaupun bikin merinding dan bikin aku ketakutan sepanjang maghrib tadi.

Kalau The Alchemyst dijadiin film, aku yakin lagu itu yang dijadiin salah satu soundtrack nya. x) can't wait for the movie *kalau lagi dibikin*.

Oh iya, sekarang juga aku lagi mulai baca The Hunt for Atlantis, novel karangan Andy McDermott yang udah aku tunggu dari zaman megalithikum. Moga aja novel itu udah abis sebelum aku masuk sekolah tanggal 12 nanti. :)

finally, the exam is...

Alhamdulillah.. yas yes yos! Akhirnya ulangan umum beres juga. Setelah sekian ribu tahun menunggu, akhirnya liburan udah di depan mata. Tapi walaupun gitu tetep aja blum tenang. Rapor belum dibagiin, jadi gak tau taun ini bakal sukses apa gak sukses (lagi).

Selama seminggu ujian kemarin, kelas aku digabung sama kelas 11. Awalnya aku kira dengan adanya kakak kelas, budaya nyontek menyontek di kelas aku bakal ilang. Ternyata oh ternyata..
Budaya nyontek kakak kelas aku lebih dahsyat dibanding di kelas aku. Sikap mereka ke guru juga gak patut di contoh (doh). Jadi gak jelas deh nasib aku 1-2 tahun kedepan. Apakah masih suci ataukah udah kebawa-bawa. Biarlah waktu yang menjawab *ditampar semilir angin*.

Akhirnya, setelah ngerasa kalau di ruangan aku hawanya gak bagus, jadi pas jam istirahat aku iseng main ke ruang sebelah, berharap di sebelah lebih baik. Tapi oh rupanyaaah. Disana malah lebih parah. Dari letak papan tulis, kita bisa lihat orang pacaran dimana-mana. Di depan, belakang, samping kiri, samping kanan, semuanya pacaran. (doh) (doh). Ketauan banget pas ulangan dari nomer 1-40 jawaban mereka hasil nyontek semua *berburuk sangka*.
Huah, gimana Indonesia mau maju coba, kalau anak-anak kecilnya aja udah pinter bekerja tanpa usaha *maaf sotau, tapi ini nyata*.

Tapi untungnya sekolah aku sekarang bukan sekolah favorit. Jadi gak kecewa-kecewa amat waktu liat mereka nyontek. Soalnya mau nyontek segimana juga nilai mereka gak pernah ada yang 100. Biasanya malah gak jauh-jauh dari 4-5-6-7.
Semoga kalau nanti nilai saya mencapai rekor (: 100), itu nilai alami, bukan hasil nyontek dan hasil dicontekin. aamiin.

nothing is impossible

Satu-satunya quote yang paling aku ingat di Novel Maryamah Karpov adalah quotenya Lintang,

Kesulitan apapun dapat diatasi dengan mengubah cara pandang. 

Kalimat yang sederhana, tapi bisa membuatku bersemangat lagi. Kalimat itu juga masih hampir sama dengan nothing is impossible, quote keramatku sejak sebulan lalu. Tak ada yang mustahil di dunia ini, karena Tuhan juga menciptakan kita dengan ketidak mustahilan.

----------